10 Menit

Bingung dan resah adalah kombinasi yang baru saja membawaku bisa merasakan 10 menit paling damai dalam hidupku.

Kukira ilusi itu adalah hal yang terindah, terdamai dan terbahagia.

Namun semua terpangkas rapi saat aku mulai memejamkan mata, mendengarkan suara angin, merasakan sentuhannya ke atas kulitku dan membiarkannya beredar kedalam tubuhku.

Bernafas. Aku baru sadar akan nikmatnya bernafas. Damai kurasakan ketika sang hawa mulai menggerayangi lubang hidungku dan menyegarkan pikiran ini.

Pikiranku terlalu dirasuki oleh bayang-bayang ilusi. Ilusi yang kejam!

Oh, andai saja ilusi itu bersinergi dengan raganya.

Sosoknya terlalu melekat kental di pikiranku melalui ucap dan pancaran sang mata yang pernah aku lihat dan rasakan selama 50 menit paling menegangkan dalam hidupku.

Engkau hadir terlalu istimewa bagiku, entah hal apa yang membuatku merasa akan sulit menemukan sosok dia yang ada padamu dalam raga yang lain.

Mungkin aku sudah dibutakan?

Rindu akan kehadirannyalah (?) yang sebenarnya membawa aku bisa menginjak titik ini

Entah yang kurasakan ini adalah benar adanya ataukah hanya sebatas nafsu, atau hanya  ilusi semata?

Fatamorgana? Sangat mungkin!!!

Di tengah keringnya rasa dan asa, apapun bisa saja terlihat terang dan bercahaya walau sebenarnya hanyalah setitik jarum saja cahaya yang terpancar.

Setitik jarum memang sangat kecil, namun dahaga ini terlalu haus untuk menanggapinya sebesar itu. Rasanya seperti melihat matahari yang bersinar!

Apakah aku salah bersikap demikian? mungkin berlebihan? apakah kalian merasakannya juga?

Namun apa guna burung berkicau bila tidak ada yang menghiraukan.

Mungkin aku hadir terlalu berbeda, atau bahkan terlalu mirip?

Namun aku tahu pasti, waktulah yang membuat aku tidak tepat.

Memang dahaga sudah membabi buta dalam benak ini, namun aku bukan seorang kurator.

Aku bukan seorang oportunis, yang siap menerkam dikala ada yang lengah.

akhirnya aku tahu mau menjadi seperti apa aku ini setelah 10 menit bernafas

Aku ingin menjadi udara, yang memberikan kesejukan kepada yang kepanasan.

Udara yang menjadi nafas dalam tubuh.

Udara yang dapat membelai kulit halus.

Udara yang bisa merambatkan surara-suara indah kedalam gendang telinga.

Udara yang mengantarkan terbang kepada sang cita-cita.

Udara yang bisa menyambung hidup

Udara yang bisa hadir kapan saja, bisa sendiri bisa juga diundang.

Aku adalah udara!

Aku selalu siap!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s