Keistimewaan kota dimana saya terlahir adalah tak perlu adanya rencana yang matang untuk melakukan sesuatu hal di kota ini. Kota yang hanya berukuran 48,25 KM ini sangat memanjakan penghuninya, baik itu dengan lanskap, suhu maupun akses transportasi. Saking kecilnya kota Sukabumi ini, sempat ada istilah hanya butuh satu kali naik angkutan umum kita bisa sampai di tujuan, ini adalah benar adanya. Sebagian banyak orang di Sukabumi hanya butuh satu kali naik angkot untuk ke pusat kota dan melanjutkan ketujuannya dengan berjalan kaki.
Sukabumi sendiri diapit oleh dua taman nasional yakni Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Salak Halimun, maka tak perlu ditanyakan lagi bagaimana suasana lanskap dan temperatur dari kota ini, sejuk dan nyaman. Sukabumi banyak menyimpan lokasi yang berpotensi menjadi pusat buruan para turis, pecinta alam dan fotografer. Tak perlu usaha yang banyak untuk dapat menempuh lokasi yang indah di Sukabumi. Bila biasanya kebanyakan orang bersusah payah mendaki gunung Gede untuk mengintip Sukabumi dari atad, nantinya masyarakat kota ini akan lebih senang menyaksikan kotanya dengan latar gunung Gede dan Pangrango dari bukit-bukit yang bertebaran di sisi kota Sukabumi.
Beberapa waktu lalu tanpa rencana yang matang saya berkesempatan untuk menjajal bukit Sabak, salah satu lokasi dimana kita akan bisa melihat pemandangan seperti yang telah saya gambarkan pada kalimat sebelumnya. Tempat ini sebenarnya adalah lokasi latihan bagi para polisi yang sedang menempuh akademi di SECAPA, namun sepertinya sudah tidak pernah dijamah lagi. Bukit ini terletak di desa Sukalarang Kabupaten Sukabumi, berdiri gagah diantara pabrik-pabrik yang baru saja tumbuh dan juga menjadi makanan pokok bagi pengusaha penggalian pasir bangunan. Hanya butuh 20 menit perjalanan menggunakan motor dari pusat kota Sukabumi ke desa ini.
Mendaki bukit Sabak membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Kondisi medan tidak curam namun sangat minim tanah landai alias ‘nanjak’ terus. Jalur pendakian ini juga digunakan sebagai jalur offroad motor cross ataupun sebaliknya, entah yang mana yang lebih dahulu. Tak ada pemandangan yang khusus selama pendakian berlangsung, hanya tanah kering yang dipagari oleh pohon dan alang-alang yang sufah meninggi. Mendekati area kemping barulah ada sedikit pemandangan sejuk yakni hutan pinus, namun singkat saja. Memasuki area kemping pemandangan berubah menjadi gersang, area hanya berupa lapangan tanah datar yang kering dan berdebu, cukup luas. Namun dibalik tanjakan, ilalang, kegersangan, kekeringan dan itu semua, dari atas sini kita bisa menyaksikan kota Sukabumi yang dihiasi kemegahan Gunung Gede, sungguh indah. Disini juga saya bisa melihat danau-danau yang sebelumnya belum pernah saya ketahui keberadaannya, danau tersebut berada berdampingan dengan pabrik-pabrik pengeruk pasir, konon danau tersebut terbentuk karena aliran air yang tertampung di cekungan bekas pengerukan pasir.
Waktu itu saya tiba di area berkemah pada sore hari, tujuan saya kesini adalah untuk menikmati keheningan, sunset, milky way, lampu lampu dari Sukabumi serta matahari terbit.
Namun sayang hari itu mendung sehingga saya tidak bisa menikmati sunset dengan jernih dan perlu banyak bersabar untuk bisa berjumpa dengan bintang-bintang di angkasa, keheningan pun agak terganggu akibat adanya motor cross yang berlalu lalang di area perkemahan ini.
Beberapa jam menanti akhirnya langitpun cerah, saya menikmati dan mulai mengabadikan keindahan yang tersaji di hadapan wajah saya kedalam sebuah kamera. Bintang seakan muncul dari dua arah menghiasi bayangan gunung Gede, dari langit dan dari darat, yang dari darat tentu saja bukan bintang sungguhan melainkan lampu-lampu dari rumah yang berserakan di Sukabumi. Semuanya menyatu menjadi sebuah kombinasi yang sangat menyegarkan mata yang terbiasa menghadapi ketegangan urat di Ibu Kota.
Sejak perginya awan mendung yang telah menyelimuti angkasa sejak sore hari, semesta pun menjadi ramah kepada kami penikmat pemandangan. Pagipun datang dengan penuh keriaan dan tanpa malu sang mentari muncul dan memancarkan sinarnya yang merah dan keemasan. Sebuah ketenangan.