Bintang Jatuh

image

Setiap kesempatan aku selalu menyempatkan diri untuk menjulurkan kepala keluar dari resleting vertikal yang melindungiku dari terpaan angin malam yang menusuk. Aku mendongkakan kepala ke arah utara dan selatan secara bergantian, mencari sesuatu yang bercahaya yang masih belum dapat aku mengerti.
Perjalanan yang selalu panjang telah membawaku ke tanah ini. Tanah tinggi yang tak pernah mau merendah, tanah dimana sarat akan kepastian, tanah yang telah membentuk aku. Setiap perjalanan selalu berbeda tak peduli kapan, bagaimana dan dengan siapa aku menjejak. Begitru juga dengan malam di tanah itu.
Taburan bintang di cakrawala membawaku kedalam lamunan. Lamunan yang selalu sama setiap saat aku memandang mereka. Bagaimana keadaan disana? apa yang ada disana? dan apakah ada yang melakukan hal serupa denganku dari negeri nun jauh di sana? Misteri alam.
Namun bukan itu yang ingin ku dongengkan, aku hanya ingin sedikit bercerita tentang bintang jatuh. Jutaan bintang di angkasa sana sesungguhnya berdiri dalam formasi-formasinya masing-masing, mereka selalu berbaris rapi menantikan mentari meredup untuk memunculkan dirinya kepada kami. Layaknya manusia yang tidak selalu bisa teratur, bintang pun berlaku demikian. Selalu ada bintang nakal yang berlari jauh dari teman-temannya yang masih setia berbaris. Juah meninggalkan sahabatnya. Nakal tak selalu minor, selalu ada kemungkinan bahwa dia berlari karena dia lebih unggul. Bintang nakal itulah yang biasa kita sebut dengan Bintang Jatuh.
Berkemah di ketinggian seringkali membawaku kedalam pertemuan dengan si bintang nakal. Aku perlu bersabar untuk menantinya, kehadirannya selalu mandadak dan tak pernah bisa diajak berkompromi. Bahkan dia selalu menghilang sebelum aku sempat menyapanya. Namun aku selalu menantikan kembali kehadirannya yang hanya sekejap dan tak berbekas.
Aku tak pernah melihat penampilan si bintang nakal, aku selalu melihatnya dari ujung mata. Ketika mengejarnya dia selalu sudah menghilang, tak pernah memberitahu dia ada dimana. Bertemu dengannya bagaikan bermain petak umpat, dan aku selalu menjadi pencarinya. Dia selalu berlari dan terus sembunyi dari pandanganku dan aku selalu mencarinya dan juga merindukannya.
Hai bintang jatuh, apakah kau merindukan kehadiranku yang sudah lama tak pernah menyapamu lagi? Ku harap engkau mau menunggu, dan nanti ku janjikan bahwa kita akan kembali bermain petak umpat dari puncak-puncak yang lainnya. Tetaplah berlaku seperti yang biasa engkau lakukan kepadaku, jangan pernah berubah.
Bintang jatuh, setiap orang yang melihatmu selalu menyampaikan impiannya dengan harapan akan terkabul. Izinkan aku bertanya kepadamu, apakah itu benar? Jika itu benar aku ingin menyampaikan mimpi ku kepadamu. Impian ku adalah sederhana yaitu untuk kau agar selalu menjadi bintang nakal, dan kita akan selalu bermain petak umpat.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s