Kolkata memang merupakan sebuah kata yang tidak asing bagi telingaku, namun sangat asing bagi pikiran ini. Kisah heroik Mother Theresa dan peraihan Noble-nya lah yang pertama kali aku tahu tentang kota antah berantah ini. Gambaran yang ada di kepala mengenai kondisi tempat ini pun sedikit banyak terpengaruh dari gambaran kisah yang ada dalam sejarah perjalanan hidup Mother Therresa yakni berantakan, kumuh dan dipenuhi oleh masyarakat miskin. Hanya itu yang sebelumnya aku tahu tentang Kolkata.
Sebuah ketidak sengajaan akhirnya membawa kaki ini bisa menjejak di kota nan penuh misteri ini. Pasalnya tujuan saya ke India adalah untuk mengeksplor distrik Himachal Pradesh, namun tiket pesawat termurah untuk bisa menyentuh India adalah melalui Kolkata.
Hingga hari keberangkatan saya masih belum tahu banyak mengenai kota ini, saya sengaja tidak mencari tahu lebih banyak tentang Kolkata. Hanya sedikit saja informasi mengenai backpacker area, Sudder Street, tempat dimana aku berencana untuk menghabiskan malam. Masih tak ada bayangan pasti tentang kota ini, pasalnya juga aku menolak untuk melakukan pencarian gambar dari kota ini. Aku ingin membiarkan misteri tersebut tetap hidup.
Menjelang landing di bandara internasional Netaji Subhash Chandra Bose aku disambut oleh sebuah bintang jatuh yang tak sengaja aku pergoki kehadirannya ketika pesawat sedang melakukan manuver untuk meluruskan badan pesawat dengan lintasan landing. Tak disangka ternyata bandara yang kumasuki adalah sebuah bangunan moderen yang cukup megah. Bayanganku terlampau jauh dari ekspektasi buruk yang sudah bergulung di dalam kepala ini, aku selalu membayangkan bahwa bandara disini akan sangat sempit dan kumuh serta di penuhi aroma tak sedap, namun ternyata hal tersebut berada 180 derajat di sisi lain, disini ruangannya bersih, penerangan baik, kondisi suhu pun baik dan beraroma netral alias tidak berbau pesing seperti gambaran umum dari orang banyak mengenai lokasi-lokasi umum di India. Bahkan bandara ini sangat nyaman untuk dipakai bermalam. Karena jadwal ketibaanku di Kolkata adalah tengah malam maka aku pun memutuskan untuk bermalam di bandara ini, tak ada gangguan.
Diruang tunggu tempat aku menginap banyak orang yang berlalu -lalang melewati tempat duduk yang aku gunakan menjadi tempat tidur. Tak jarang dari mereka yang melintas berhenti dan memperhatikan Aku dengan kenalan ku ( 1 orang Indonesia dan 3 orang Tiongkok) untuk beberapa saat sebelum berjalan kembali. Ada pula dari mereka yang berbisik kepada temannya seraya melirik bahkan menunjuk ke kami dengan penuh gairah.
Aku cukup risih dengan perlakuan ini, seakan-akan aku atau kami adalah target dari sebuah kejahatan komplotan tertentu. Pikiran ini terbentuk karena banyaknya himbauan dari orang-orang di sekitarku tentang maraknya aksi kejahatan di India. Selain itu tanpa maksud tertentu yang bersifat rasisme, warna kulit legam dan bentuk kasar wajah orang-orang lokal menjadi momok yang agak menyeramkan seraya mereka memperhatikan kami dengan wajah penuh keingintahuannya. Aku sebagai orang Indonesia yang secara garis besar memiliki tingkatan privasi yg cukup tinggi dan terbiasa menerapkan cuek-isme, sehingga hal tersebut agak menjadi sedikit asing bagi aku pribadi.
Namun lambat laun aku mulai terbiasa dan mengerti alasan atas perlakuan ini. Orang India sangat excited kala melihat seorang turis mengunjungi negrinya yang sangat luas itu. Sama halnya dengan dengan orang Indonesia yang sangat senang apabila melihat turis asing (terutama bule) datang ke negerinya, ternyata sekarang aku merasakan menjadi ‘bule’ di negri dengan penduduk 1 milyar ini namun dengan perlakuan yg jauh lebih mencengangkan. Ada yang mengarahkan kamera dan mengambil gambar kami secara diam-diam, ada juga yang terang-terangan dan meminta kami untuk bergaya, ada yang berfoto-foto di sekitar kami, bahkan ada juga yang suka ikut nimbrung ketika kami sedang berbincang-bincang seakan mereka mengerti apa yang sedang kami bicarakan. Rasa takut pun sirna kala kebanyakan dari mereka menggoyangkan kepalanya dan tersenyum kepadaku sebelum akhirnya pergi melanjutkan perjalanannya, aku sekarang sadar dengan apa yang menjadi kebiasaan mereka terhadap orang asing, namun tetap waspada.
Mas. Saya berencana menginap di bandara kolkata jg sesampainya disana.kira2 lokasi utk tidur ini dimana ya? Setelah imigrasi&ambil bagasi ke arah mana?
Halo tya, kalau mau menginap di bandara kolkata lokasinya setelah claim bagage dan cear imigrasi, tepatnya di ruang tunggu, hall untuk keluar bandara dan transit.