Perjalanan menuju 6700 ft, Darjeeling

image

Empat jam perjalanan menggunakan bus dari New Jalpaiguri mengantarkan aku ke sebuah tempat yang selalu menjadi latar dari mimpi-mimpi ku, Darjeeling. Perjalanan yang cukup jauh terasa sangat singkat disini, pemandangan-pemandangan eksotis sepanjang perjalanan seakan menghipnotisku, bagai bius yang membuat aku tak bisa memejamkan mata.
Udara segar, kabut, perkebunan teh, sungai dan lembah menjadi santapan lezat sang mata. Bus berjalan melenggak-lenggok bagaikan ular yang sedang melata, mengikuti jalur perjalanan yang ada.

image

Siapa yang sangka, jalanan yang terlampau jauh dari ibu kota negara ini sangat terasa asing bagiku yang tinggal di negara dengan jalan penuh lubang, jalanan disini ditata dengan rapi dan tidak ada yang berlubang, situasi jalanan yang menanjak dan kerap kali dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar membuat aku semakin salut dengan infrastruktur di sini.
Layaknya di Indonesia, bus yang aku tumpangi memberikan waktu istirahat untuk mengisi perut di tengah-tengah perjalanannya. Kami semua turun dari bus dan menyantap beberapa kudapan ditemani dengan segelas teh susu ala India. Waktu itu pukul 10 pagi, ketika kami mulai naik ke ataa bus tiba-tiba belasan remaja dengan seragam ala-ala british dengan celana panjang, kemaja, dasi, sweeter dan pantofelnya memasuki bus yang aku tumpangi, aku cukup heran melihat mereka tidak berada di sekolah pada jam tersebut. Pasalnya di Indonesia kita sudah memulai proses belajar dan mengajar pada pukul 07.15 pagi.

image

“hei kenapa kalian tidak berasa di sekolah pada jam segini?”
     “kami terlambat”
“jam berapa kegiatan sekolah dimulai”
     “kami mulai pukul 9.30”
“Apakah tidak menjadi masalah kamu terlambat?”
     “ini sudah sering terjadi, karena bus yang lewat sangat jarang, selama yang terlambat banyak itu tidak akan jadi masalah”
Para siswa tersebut selalu pulang dan pergi ke sekolah dalam bus yang sama, mereka akan terlambat bersama,  dihukum bersama dan tertawa bersama-sama. Mereka menempuh satu jam perjalanan untuk sampai di sekolahnya. Ada yang membuatku agak heran dengan wajah-wajah para siswa ini, banyak dari mereka yang tidak terlihat seperti orang India, aku merasa sangsi bahwa aku sedang berada di India kala itu pasalnya mereka terlihat seperti orang-orang Chinese, dan ternyata tidak hanya mereka melainkan orang-orang lainnya yang berada di dalam bus bersama ku.

image

Sepanjang perjalanan dari Siliguri menuju Darjeeling aku melihat sebuah lintasan kecil di setiap sisi jalan, lintasan tersebut adalah rel dari kereta api yang dikenal dengan nama Himalayan Darjeeling railway, sebuah paketan kereta api dan lintasannya yang dilindungi keasliannya oleh UNESCO. Namun sejak tahun 2010 lintasan tersebut tidak difungsikan lagi seluruhnya, hanya dari Darjeeling sampai Kurseong saja.
Bisa dibilang bahwa kereta ini merupakan salah satu alasan yang membuatku ingin sekali menjejakan kali di Darjeeling. Aku jatuh hati dengan kereta ini pada saat pandangan pertama yakni pada saat menonton film “Barfi!” yang banyak mengambil scene di Darjeeling. Keunikan kontur, bangunan dan segalanya yang klasik membuat aku jatuh cinta walau tak pernah bertemu kala itu.
Darjeeling sendiri berada pada ketinggian 6700 ft di atas permukaan laut, terletak di bagian utara provinsi Bengal Barat, India. Lokasi yang hanya memiliki luas 11KM ini dihuni oleh 3 ras dominan yaitu India, Nepali dan Tibetan, mereka hidup berdampingan sekaligus menjadi kesatuan. Mudah sekali ditemui orang dengan wajah India namun berkulit putih layaknya orang Tibet dan Nepal disini.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s